Selasa, 14 Desember 2010

Keistimewaan Perempuan

Sekadar renungan buat insan yang bergelar wanita. Ketahuilah betapa istimewanya menjadi wanita. Betapa bertuahnya menjadi wanita. Bersyukurlah karena menjadi wanita.
  • Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW. akan hal tersebut, jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."
  • Wanita yang sholehah (baik) itu lebih baik daripada tujuh puluh orang lelaki yang sholeh.
  • Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang sentiasa menangis karena takut kepada Allah SWT. dan orang yang takut kepada Allah SWT. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
  • Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyenangkan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS.
  • Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.
  • Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
  • Dari Aisyah ra. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu berkaitan dengan anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.
  • Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
  • Apabila engkau dipanggil ibu bapakmu dalam waktu bersamaan, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
  • Wanita yang taat dan khidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
  • Wanita yang taat kepada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan menjaga sembahyang dan puasanya.
  • Aisyah ra. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW., 'Siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?'
Jawab baginda, 'Suaminya.
'Siapa pula berhak terhadap lelaki?'
Jawab Rasulullah SAW. 'Ibunya.'"
  • Apabila perempuan sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.
  • Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu 10.000 tahun di muka daripada suaminya.
  • Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
  • Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT.
  • Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti saat ibunya melahirkannya.
  • Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
  • Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan menjaga anaknya yang sakit, maka Allah SWT. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
  • Seorang wanita sholehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
  • Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1.000 lelaki yang jahat.
  • Dua rakaat sholat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada dua puluh rakaat sholat wanita yang tidak hamil.
  • Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
  • Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
  • Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
  • Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70.000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
  • Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
  • Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
  • Wanita yang menguli tepung gandum dengan "bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya.
  • Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
  • Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
  • Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
  • Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
  • Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
  • Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun sholat.
  • Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo (2 tahun), maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya.
  • Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun sholat dan puasa.
  • Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
  • Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan memasuki syurga.
  • Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
  • Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang menutupii auratnya yaitu memakai hijab selama di dunia ini dengan istiqamah.
Demikian istimewanya seorang perempuan.

Pandangan: Amatlah mudah bagi seorang wanita untuk menjejak Syurga. Namun begitu mengapa banyak yang masih hidup dalam kejahilan? Sang suami perlu ingat, tidaklah kamu jejaki syurga sebelum keluarga kamu menjejaki syurga. Jangan pernah bermaksud beristri empat jika yang satu belum terbela. Yang belum kawin padahal sudah wajib, ingatlah, kamu cenderung kepada kemungkaran.

Kemuliaan Ibu Dalam Islam

  • Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
  • Dua rakaat sholat wanita yang hamil lebih baik dari delapan puluh rakaat sholat wanita yang tidak hamil.
  • Wanita yang hamil dapat pahala puasa di siang hari dan pahala ibadat di malam hari.
  • Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT.
  • Wanita yang bersalin dapat pahala tujuh puluh tahun sholat dan puasa serta setiap kesakitan pada satu uratnya, insyaa Allah bagai mendapat satu pahala haji.
  • Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti saat ibunya melahirkannya.
  • Sekiranya wanita meninggal dunia dalam masa empat puluh hari selepas bersalin ia dianggap sebagai mati syahid.
  • Wanita yang beri minum susu badannya kepada anaknya akan dapat satu pahala dari pada tiap titik susu yang diberikannya.
  • Wanita yang beri minum susu badannya kepada anaknya yang menangis maka Allah beri pahala satu tahun pahala sholat dan puasa.
  • Kalau wanita menyusui anaknya hingga cukup tempo dua tahun maka malaikat di langit khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya.
  • Seorang ibu yang menghabiskan masa malamnya dengan tidur yang tidak selesai karena menjaga anaknya yang sakit dapat pahala seperti membebaskan dua puluh orang hamba.
  • Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anaknya yang sakit akan di ampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah beri dua belas tahun pahala ibadah.

Wanita-wanita Barokah

Rasulullah bersabda "Seorang wanita yang penuh barokah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya."
"Akan lebih sempurna ketaqwaan seorang mu'min", kata Rasulullah "Jika ia mempunyai seorang istri yang sholihah, jika diperintah suaminya ia patuh, jika dipandang membuat suaminya merasa senang, jika suaminya bersumpah membuatnya merasa adil, jika suaminya pergi ia akan menjaga dirinya dan harta suaminya."
Ada pernikahan yang penuh barokah dan ada yang sedikit barokahnya, dan ada yang sama sekali tidak barokah. Sebagian pernikahan kurang barokah karena niatnya yang tidak tepat. Sebagian disebabkan akhlaknya setelah menikah, tapi perubahan akhlak disebabkan juga karena niat menikah. Sebagian saat pemberian mahar. Rasulullah bersabda, "Wanita yang paling agung kebarokahannya adalah yang paling ringan maharnya."

Mahar (Mas Kawin)

Mahar merupakan suatu hak yang ditentukan oleh syariah untuk wanita sebagai ungkapan hasrat laki-laki pada calon istrinya, dan juga sebagai tanda cinta kasih serta ikatan tali kesucian. Mahar merupakan keharusan tanpa harus ditawar laki-laki. Disebut juga dengan istilah shidaq (kebenaran) yaitu menunjukan kebenaran dan kesungguhan cinta kasih laki-laki yang meminangnya.
Mahar bukanlah atas harga diri wanita, wanita tidak pernah menjual dirinya dengan mahar. Jadi makna mahar lebih dekat kepada syariat agama dalam rangka menjaga kemuliaan peristiwa suci. Mahar adalah syarat syahnya sebuah perkawinan. Juga merupakan penghormatan laki-laki kepada calon istrinya, merupakan tanggung jawab kepada Allah pembuat aturan dan kepada wanita.

Sebaik-baik Mahar

Sebuah kenangan indah dalam sejarah, yaitu mengenai pernikahan Ummu Sulaim. Tsabit berkata "Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia daripada mahar Ummu Sulaim. Ia rukun hidup bersamanya dan melahirkan anak". Apa maharnya? Dalam sunah Nasa'I bahwa Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim lalu dijawab "Demi Allah Abu Thalhah, orang seperti anda tidak akan ditolak (melamar wanita) akan tetapi anda seorang kafir sedangkan saya seorang muslimah. Tidak halal bagiku kawin dengan anda. Namun jika anda masuk Islam maka yang demikian dapat menjadi maharku. Saya tidak minta selain itu." Kemudian Abu thalhah masuk Islam untuk memenuhi maharnya."
Ada hal yang bisa dicatat bahwa mahar dapat menjadi dakwah. Mahar dapat menjadi pengikat tali kasih sekaligus menjadi syi'ar islam. Barangkali untuk tujuan ini, banyak didapati orang memberikan mahar kepada istri berupa mushaf Al Quran dan mukena. Jika ini tujuannya, kita dapat bertanya kembali apakah mahar jenis ini masih mempunyai kekuatan untuk menegakan syi'ar Islam kalau yang demikian hanya menjadi tradisi? Apalagi tidak jarang mahar hanya sekedar basa-basi formal, sedang mahar yang sesungguhnya bukan itu. Di atas kertas, mahar yang tertulis mushaf Al Quran tapi di belakangnya ada mahar yang tidak disebutkan dan dinyatakan saat itu. Jika ini terjadi, dikhawatirkan mahar bukan menjadi syi'ar Islam. Saat ini kita rasakan, mahar yang dekat dengan nafas agama justru tidak membuat hati kita bergetar, tidak membuat darah kita berdesir terkesip karena tertegun oleh keagungannya di balik yang nampak bersahaja. Apakah mahar yang berupa mushaf Al Quran tidak bisa menjadi syi'ar Islam? Insya Allah, masih mempunyai kekuatan syi'ar Islam jika kita meniatkan betul dan menjaga niat itu ketika menyampaikan mahar.
Dulu mahar berupa perlengkapan shalat mempunyai kekuatan syi'ar yang sangat kuat tapi sekarang hanya bersifat kontekstual. Selanjutnya apa yang perlu diwaspadai? Mahar bisa menjadi syi'ar tetapi juga bisa menjadi saran penilaian sosial. Yang pertama, mengarahkan masyarakat pada suatu kesan baik terhadap agama, dan mudah-mudahan hati mereka tergerak. Yang kedua, mengarahkan penilaian masyarakat mengarahkan kita untuk menentukan mahar yang disebut layak, baik dan pantas. Atau menyebutkan mahar malah dalam rangka menunjukan ketinggian derajat atau kebesaran martabat keluarga wanita yang menikah. Sehingga orang mendapat kesan lebih dari yang sesungguhnya.
Berbeda sekali antara dua hal tersebut, baik dalam makna dan akibatnya. Satu catatan, tidak ada keharusan memberikan bentuk mahar sebagai syi'ar islam. Mahar lebih dekat pada artinya kepada pemberian sebagai bukti kebenaran kasih sayangnya dan ketaatan kepada syariat Islam. Inilah yang lebih penting. Mahar juga tidak harus berupa harta, Musa as diminta menggembala kambing sebagai maharnya.

Tidak Bisa Dinilai Secara Kuantitatif

Mahar tidak bisa diukur dari sedikit banyaknya secara kuantitatif. Pernikahan Fathimah Az Zahra. Seandainya kita sempat mengetahui, yang agak lengkap sedikit tentang bagaimana wanita yang akan pertama masuk surga ini mengatur rumah tangga dan mendidik anak, betapa besar pelajaran yang diperoleh oleh kaum muslimin. Seandainya kita sempat menghayati sedikit saja bagaimana Fathimah menjadi madrasah masjid pertama bagi anak-anaknya, Insya Allah kita mendapatkan kesempurnaan cara mendidik sebaik2nya. Sehingga kelak akan lahir anak yang penuh barokah dan diridhai Allah.
Tetapi sedikit sekali yang kita ketahui, kecuali peristiwa ketika tangan putri pemimpin besar ini melepuh karena memutar gilingan. Itupun sering tidak lengkap. Sangat tinggi keagungan Fathimah Az Zahra. Ayahnya memberi julukan Ummu-Abiha (ibu yang melahirkan ayahnya), karena besar penghormatan dan kebaktian Az Zahra pada ayahnya, yaitu Rasulullah. Setiap Rasulullah datang dari berpergian, beliau singgah ke rumah Fathimah untuk menunaikan shalat 2 rakaat di masjid, baru setelah itu ia menjenguk istrinya. Kalau Fathimah datang Rasulullah segera berdiri menyambut dan menciumnya.
Sebagai istri Az Zahra merupakan teladan yang tak habis-habisnya untuk setiap muslimah. Tidak pernah ia membuat marah suaminya, karena Allah tidak menerima ibadah seorang istri sampai suaminya ridha. Tentang Az Zahra suaminya mengatakan "Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku". Fathimah memang penuh kemuliaan dan kasih sayang. Ketika suaminya pulang dari peperangan dalam keadaan luka, Fathimah merawatnya dengan penuh kasih sayang. Ia bersihkan darah suaminya Ali bin Abi Thalib dengan penuh perhatian.
Dari rahimnya lahir anak-anak yang penuh kemuliaan. Dua puteranya, Hasan dan Husein sudah kita kenal kemuliaan. Putrinya, Zaenab adalah wanita yang tegar dan penuh kehormatan berani mempertahankan diri di hadapan penguasa yang telah menghina dan memenggal leher saudaranya. Ia menyelamatkan puteranya Husein yaitu Ali Ausath yang kelak dikenal sebagai Ali Zaenal Abidin, pemuka ahli ibadah. Dan keturunan lelaki mulia ini banyak dijumpai berjuang untuk keharuman agama dan kehormatan ummat.
Bagaimanakah Fathimah melahirkan keturunan yang penuh barokah? Fathimah mendidik anak-anaknya dengan keteguhan yang mengagumkan. Sebagai gambaran, Nabi melihat Fathimah sedang menggiling dengan tangannya sambil menyusui anaknya. Maka mengalirlah air mata Rasulullah "Anakku, engkau menyegerakan kepahitan dunia untuk kemanisan akhirat."
Mendengar itu Fathimah berkata "Ya, Rasulullah segala puji bagi Allah atas nikmat-Nya dan pernyataan syukur hanyalah untuk Allah atas karunia-Nya."
Begitulah bagian dari pernikahan Fathimah Az Zahra dengan Ali bin Abi Thalib. Apa mahar yang diberikan Ali dalam pernikahan. Kita sudah sering mendengar Ali menjual baju besinya yang dibeli Utsman 400 dirham yang kemudian diberikan lagi kepada Ali sebagai hadiah. Uang inilah mahar dari pernikahannya.

Berapa Ukuran Mahar?

Seorang wanita datang pada Rasulullah "Ya, Rasulullah sesungguhnya aku merelakan diri untuk engkau nikahi."
Wanita itu berdiri lama, kemudiaan seorang laki-laki berdiri "Ya, Rasulullah, nikahkanlah ia denganku, jika engkau tidak berkenan menikahinya."
Kemudian Rasulullah bersabda, "Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberinya mahar?"
Lelaki itu menjawab "Aku tidak memiliki sesuatu apapun selain kainku ini."
Rasulullah bersabda, "Jika engkau berikan kain mu itu, engkau tidak mempunyai kain lagi. Carilah sesuatu untuk diberikan kepadanya."
Lelaki itu berkata "Aku tidak menemukan apa pun."
Rasulullah bersabda "Carilah sesuatu meskipun hanya sebuah cincin besi."
Diriwayat lain Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang membayar dengan satu dirham, maka ia telah sah nikahnya."
"Sesungguhnya termasuk keberuntungan perempuan-perempuan adalah mudah melamarnya, ringan mas kawinnya dan subur rahimnya."
Dari hadits-hadits di atas kita memperoleh kesederhanaan mahar. Hadits di atas mengandung ajaran mahar tidak ditentukan batas minimalnya. Imam An Nawawi mengungkapkan makruh memberi mahar melebihi kemampuan yang dimiliki suami pada saat pernikahan. Jadi berapa ukuran mahar yang layak? Tidak bisa diungkapkan secara kuantitatif cuma tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Sebaiknya kerelaan antara kedua fihak.
Rasulullah bersabda "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta tetapi kekayaan adalah kaya akan jiwa."

Peringatan Penting

Setiap yang berlebih adalah ketidak wajaran. Setiap ketidak wajaran bisa mendatangkan keburukan dan kerusakan. Mahar yang berlebih bisa menimbulkan permusuhan, tetapi mahar terlalu sedikit menyebabkan wanita merasa tidak dihormati dan dihargai. Untuk itu capailah maslahat dalam ukuran menentukan mahar.

Mempersulit Proses Pernikahan

Aisyah ra. berkata "Pernikahan itu sangat sensitif dan tergantung kepada pribadi masing-masing untuk mendapatkan kemuliaan."
Akibat-akibat mempersulit pernikahan :
  • Menyebabkan perbandingan
  • Menimbulkan keraguan
  • Melemahkan kesediaan untuk berjuang bersama
  • Mengeraskan hati

Kelalaian Dalam Mendidik Anak

Anak-anak adalah amanah dari Allah SWT dan Ia sebahagian dari ujian Allah SWT kepada kita hamba-hambaNYA. Firman Allah SWT : "Harta benda dan anak-anak kamu hanyalah menjadi ujian dan di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. At-Taghabun, 64 : 15)
Sebagai ujian, Ia akan dipertanggungjawabkan. Orang yang malang ialah orang yang mempunyai banyak anak tetapi anak-anaknya tidak membawa kebaikan kepadanya di akhirat.
Rasulullah SAW diberitakan telah bersabda : "Tahukah engkau siapakah orang yang mandul?
Berkata para sahabat : "Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak."
Lalu Rasulullah SAW berkata "Orang yang mandul itu ialah orang yang mempunyai banyak anak tetapi anak-anaknya itu tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia."
Maksud Al-Hadits, ini mungkin disebabkan beberapa kelalaian dalam mendidik anak-anak.

Kelalaian pertama : Kurang berdoa

A. Kurang berdoa semasa mengandung.

Doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa mengandung ialah :
  • Saidul (penghulu) Istighfar
  • Doa memohon rahmat (QS. Ali Imran, 3 : 8-9)
  • Doa memohon zuriat yang baik (QS. Ali Imran, 3 : 38)
  • Doa agar anak mengerjakan sholat (QS. Ibrahim, 14 : 40-41)

B. Kurang berdoa semasa membesarkan anak.

Doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa anak membesar ialah :
  • Doa agar anak patuh kepada Allah SWT (QS. Al-Baqarah, 2 : 128)
  • Doa diberi zuriat yang menyejukkan hati (QS. Al-Furqan, 25 : 74)
  • Doa supaya nama anak membawa kebaikan kepadanya.

Kelalaian kedua : Banyak memberi ajaran tarhib (menakutkan) daripada targhib (dorongan atau motivasi)

Ajaran tarhib antara lain seperti :
  • menakutkan anak-anak dengan sekolah.
  • menakutkan dengan tempat gelap.
  • menakutkan dengan hutan rimba atau bukit bukau
  • menggunakan kekerasan dan paksaan waktu menyuruh anak tidur.

Kelalaian ketiga : Tidak tegas dalam mendidik anak-anak

  • tidak menjadualkan kegiatan harian anak-anak
  • terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktivitas saja tanpa mengerti perasaan mereka.

Kelalaian keempat : Menegur anak secara negatif

  • mengeluarkan kata-kata kasar dan makian kepada anak-anak (terutama sewaktu marah).
  • membandingkan anak-anak dengan anak-anak lain.

Kelalaian kelima : Memberi didikan yang tidak seimbang antara jasmani, rohani dan intelektual.

Pendidikan intelektual lebih dipentingkan daripada pendidikan rohani. Apabila diberikan pendidikan rohani, pendidikan intelektual biasanya diberikan porsi yang lebih besar. Sehingga tidak terjadi keseimbangan.

Kelalaian keenam : Kurang memberi sentuhan kepada semua anak-anak.

Rasulullah kerap dilihat mendukung cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. : 'Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al-Hussein bin Ali ra. Ketika itu Aqra bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda.
Berkata Aqra : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka."
Rasulullah melihat kepada Aqra kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi."' (Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelalaian ketujuh : Penampilan diri yang kurang anggun dan kurang baik.

Orang tua tidak menunjukkan cara berpakaian yang baik dan sesuai syara bila berada di rumah, yaitu berpakaian secara seenaknya atau berpakaian sexy di hadapan anak-anak.

Kelalaian kedelapan : Susunan rumah tangga yang tidak baik.

Ini mengakibatkan anak-anak terikut-ikut dengan cara salah seorang dari ibu bapaknya.

Kelalaian kesembilan : Membolehkan orang yang tidak baik perilaku, kesopanan, dan ahlaknya masuk ke dalam rumah kita, baik dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak.

Apabila kelalaian ini terjadi, maka akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan.

Kelalaian kesepuluh : Kurang mengawasi rancangan-rancangan yang ditonton di TV ataupun video.

Pengawasan dalam hal ini adalah penting karena kebanyakan rancangan dari media ini menonjolkan akhlak yang kurang baik seperti pergaulan bebas lelaki dan perempuan, pakaian yang tidak menepati syara' dan perbualan yang dapat merusak aqidah dan pemikiran anak-anak.

Kelalaian kesebelas : Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.

Sebagai ibu bapak kitalah yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak akan anak-anak ini. Oleh itu adalah menjadi satu kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.